Secara sederhana, abdi dalem merupakan orang yang mengabdikan dirinya kepada keraton kasultanan Yogyakarta dengan mengikuti segala aturan yang ada di dalamnya.Seluruh abdi dalem yang ada di keraton kasultanan Yogyakarta memiliki tugas dan tanggungjawab masing-masing. Terdapat abdi dalem yang bertanggungjawab mempersiapkan makanan bagi sang raja dan keluarganya. Ada pula abdi dalem yang ditugasi untuk merawat tempat-tempat yang ada di lingkungan keraton.
![]() |
Di antara sekian banyak abdi dalem yang ada di keraton kasultanan
Yogyakarta, terdapat abdi dalem yang
diberi nama abdi dalem palawija. Abdi dalem palawija merupakan abdi dalem khusus
yang terdiri dari orang-orang disabilitas atau mempunyai kelainan fisik.
Abdi dalem palawijaya sudah disebutkan dalam serat-serat kuno
yang ditulis pada era kerajaan Hindu-Budha di Nusantara. Tak hanya itu, keberadaan
abdi dalem palawija juga digambarkan dalam sejumlah panel relief pada
candi-candi di pulau Jawa.
Keberadaan abdi dalem palawija dalam struktur kerajaan tetap
dipertahankan di masa kerajaan Islam. Sunan Kalijaga memberikan gambaran
mengenai abdi dalem palawija ini melalui tokoh punakawan dalam pewayangan Jawa.
Mereka digambarkan sebagai sosok yang ‘tak biasa’. Tokoh Punakawan dalam dunia
pewayangan Jawa adalah Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.
Meskipun secara wujud atau bentuk fisik punokawan berbeda dengan
kaum satria, serta kedudukan mereka hanyalah seorang abdi. Akan tetapi tidak ada
satu pun satria yang berani mengganggu atau meremehkan mereka. Karena para
satria tersebut mengetahui bahwa punakawan bukanlah manusia biasa, melainkan penjelmaan
dewa dari langit.
Dari piwulang sunan Kalijaga tersebut dapat dimaknai bahwa dalam diri seorang abdi dalem palawija terdapat sesuatu yang istimewa. Oleh sebab itu, para raja yang berkuasa akan mengangkat dan memuliakan abdi dalem palawija dengan senang hati. Karena para raja tersebut meyakini bahwa doa dari abdi dalem palawija akan lebih cepat dikabulkan oleh sang maha pencipta.